PDM Kabupaten Banyumas - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Banyumas
.: Home > Artikel

Homepage

PANDANGAN TOKOH NU DAN MUHAMMADIYAH BANYUMAS TENTANG ASNAF FI SABILILLAH DAN PENDAYAGUNAANYA

.: Home > Artikel > PDM
26 Maret 2019 03:58 WIB
Dibaca: 967
Penulis : Admin

 

PANDANGAN TOKOH NAHDATUL ULAMA (NU DAN MUHAMMADIYAH BANYUMAS TENTANG ASNAF FI SABILILLAH DAN PENDAYAGUNAANNYA

 

MASDAR, S.Th.I

 

 

ABSTRAK

 

Zakat merupakan instrumen khas dalam agama Islam, yakni sebagai ibadah berdimensi mahd}ah yang bersifat vertikal, dan juga berdimensi sosialkemasyarakatan dan keadilan. Hal itu nampak dengan adanya pendistribusian zakat dari muzaki kepada mustahik (orang yang berhak) yang delapan. Namun dikalangan para ulama ada khilafiyah (perbedaan) pendapat terhadap salah satu asnaf, yakni asnaf fi sabilillah. Ada ulama yang mengartikan fi sabilillah itu berjuang/berperang di jalan Allah saja, dan ada ulama yang berpendapat sabil alkhoir. Inilah yang menarik untuk dikaji ulang dan perlu ada penegasan makna. Tokoh NU dan Muhammadiyah sebagai representatif dari ulama salaf dan khalaf, dan tidak jarang ada perbedaan pandangan dalam masalah keagamaan.

 

Penelitian ini merupakan penelitinya lapangan (field research), bertujuan untuk meneliti secara langsung fenomena pandangan dari tokoh Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Banyumas tentang asnaf fi sabilillah. Banyumas dipilih sebagai lapangan penelitian karena secara geografis dekat dan strategis bagi penulis untuk dapat mengkajinya. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data analisis dilakukan secara kualitatif yakni dengan metode teknik reduksi data, display data yang kemudian ditarik kesimpulan dengan mendasarkan pada ushul fikih dan teori perubahan sosial.

 

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kosep makna asnaf fi sabilillah menurut pemahaman tokoh kedua ormas yakni seluruh aktifitas baik itu amal, fikiran dan baktinya selama masih dalam wilayah maslahat umat dan menegakkan agama. Sebagian kecil dari mereka ada yang mensyaratkan khusus yakni-fakir yang sangat membutuhkan dan tidak boleh melebihi jatah fakir-miskin. Sedangkan Pola pandangannya dari kedua tokoh itu: yang sama-sama akademis itu progresif dan mendasarkan konsep nalar fikih pada istislahi, ta'lili, bayani dan ijtihad ghairu makhsusah. Sedangkan yang non akademisi itu hanya dari tokoh NU, ia cenderung masih mengikuti pandangan ulama terdahulu tanpa adanya kajian ulang. Dalam pendayagunaannya sudah cukup terlihat adanya sosialisasi sadar zakat dan berdirinya LazisNU dan LazisMU Banyumas.

 

Kata kunci: Pandangan tokoh NU dan Muhammadiyah Banyumas, fi sabilillah Pendayagunannya. 

 

Thesis selengkapnya, baca DISINI

 

atau, UNDUH DISINI


Tags: PANDANGANTOKOHNUDANMUHAMMADIYAHBANYUMASTENTANGASNAFFISABILILLAHDANPENDAYAGUNAANYA
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : Lazis Muhammadiyah

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website